Sabtu, 31 Desember 2011

LYRIC SONG SMAP SEKAI NI HITOTSU DAKE NO HANA

Hanaya no misesaki ni naranda
Ironna hana wo mite ita
Hito sorezore konomi wa aru kedo
Doremo minna kirei da ne
Kono naka de dare ga ichiban da nante
Arasou koto mo shinaide
Baketsy no naka hokorashige ni
Shanto mune wo hatte iru

Sore na no ni bokura ningen wa
Dousjite kou mo kurabetagaru?
Hitori hitori chigau no ni sono naka de
Ichiban ni naritagaru?

Sou sa bokura wa
Sekai ni hitotsu dake no hana
Hitori hitori chigau tane wo motsu
Sono hana wo sakaseru koto dake ni
Isshoukenmei ni nareba ii

Komatta you ni warainagara
Zutto mayotteru hito ga iru
Ganbatte saita hana wa doremo
Kirei dakara shikata nai ne
Yatto mise kara dete kita
Sono hito ga kakaete ita
Irotoridori no hanataba to
Ureshisou na yokogao

Namae mo shiranakatta keredo
Ano hi boku ni egao wo kureta
Daremo ki zukanai you na basho de
Saiteta hana no you ni

Sou sa bokura wa
Sekai ni hitotsu dake no hana
Hitori hitori chigau tane wo motsu
Sono hana wo sakaseru koto dake ni
Isshoukenmei ni nareba ii

Chiisai hana ya ookina hana
Hitotsu toshite onaji mono wa nai kara
Number one ni naranakutemo ii
Motomoto tokubetsu na only one

Jumat, 30 Desember 2011

cerpen

                                                          AKIBAT SOMBONG


 Pada suatu hari hiduplah seorang jutawan yang suangat kaya bahkan rumahnya seperti istana,tetapi dia sangat suka menghambur-hamburkan uangnya untuk keperluan yang tidak penting dan dia terkenal sangatlah sombong dan tidak suka menolong.pada suatu hari rumah si kaya ini didatangi oleh seorang pengemis yang berpakaian compang-camping yang sedang meminta uang untuk dirinya makan kepada si kaya itu,lalu si kaya menghampiri si pengemis dan si kaya berkata:''dasar pengemis tua beraninya kau meminta-minta di rumahku.!!!cepat kau pergi kau!!!enyah kau dari mukaku!!bentak sang kaya.lalu si pengemis pergi.
  Pada keesokan harinya si kaya itu jalan-jalan menjelajahi kota dan berbelanja yang sangat banyak.lalu si kaya itu didatangi oleh seorang anak yang kumuh dan kelaparan,anak itu lalu meminta sedekah untuk dia makan,lalu si kaya berkata ''enak sekali kau meminta-minta,!!!tanpa bekerja!''.lalu si kaya menampar anak itu,dan si anak lantas pergi.
  dua hari kemudian datanglah seorang penagih hutang yang rupanya si kaya memiliki hutang yang sangat banyak sehingga dia tidak bisa membayar hutang nya yang banyak.lalu barang-barang serta rumahnya pun disita,sekarang sikaya pun menjadi miskin dan menjadi pengemis






CERPEN

LEGENDA LOKER DAVY JONES
    pada suatu hari ada seorang anak muda yang bernama DAVY JONES,dia tinggal bersama kedua pamannya yang bernama SMITHY WERBER JACKER MAN JENSEN dan STEVEN WILLIAM JONES ke dua pamannya ini sangatlah kejam,biadab dan bajingan.pada suatu hari si DAVY JONES cuci piring dan piringnya pecah ketika DAVY JONES tersandung,lalu pamannya yang bernama SMITHY WERBER MAN JENSEN sangat marah dan murka.lalu DAVY JONES dipukuli dan di cambuk dengan serabut kelapa yang sangat tebal.
   pada malam harinya,paman DAVY JONES yang bernama STEVEN WILLIAM pulang sehabis bekerja.lalu pamannya melihat DAVY JONES sedang mengelap kaca.pamannya yang terkenal guy tergoda nafsu oleh DAVY JONES,kemudian DAVY JONES diperkosa sampai menjerit kesakitan,lalu si pamannya yang bernama SMITHY WERBER JACKER MAN JENSEN mengusir keponakannya itu.
  DAVY JONES sekarang tidak mempunyai tempat tinggal,dia berpindah dari tempat ke tempat yang lain dan pada siang hari DAVY JONES di kejar oleh kedua pamannya untuk DAVY JONES dijual ke luar negeri.DAVY JONES akhirnya lari sangat kencang sehingga masuk ke hutan sampai-sampai pamannya tidak menemukan DAVY JONES.akhirnya DAVY JONES punya ide untuk melarikan diri dari kejaran pamannya untuk selamanya.DAVY JONES ber inisiatif untuk membuat sebuah kapal yang sangat besar yang dinamakan kapal FLYING DUTCHMAN.
   berhari-hari kemudian kapal itu mulai selesai dikerjakan,akhirnya kapal itu berlayar dengan megahnya lalu ketika DAVY JONES mulai berlayar kedua pamannya mengejar lagi dan menggunakan kapal,DAVY JONES kemudian membentangkan layar dan berlayar dengan cepat,lalu apa daya,sang kedua pamannya menembaki kapal DAVY JONES hingga kapal DAVY JONES hancur berkeping-keping dan membuat DAVY JONES tewas tenggelam lalu kedua pamannya membungkus mayat DAVY JONES dengan sebuah loker berkarat lalu loker itu dibuang ke laut lepas.
dan pamannya pulang dengan perasaan gagal dan ketakutan.karna DAVY JONES tewas.
   berhari-hari mayat DAVY JONES yang berada di dalam loker,terombang-ambing oleh ombak.dan rohnya menjadi gentayangan ingin membalas dendam terhadap pamannya yang keji.konon kedua pamannya tewas seketika karna matanya tertancap oleh kawat berduri.
  konon arwah DAVY JONES bergentayangan di lautan dgn menampakkan diri yang menyerupai zombie yang mengerikan dengan membawa loker dan menaiki kapal kesenangannya yaitu FLYING DUTCHMAN sambil tertawa dan disertai kabut tebal..








TEATER YUNANI KUNO

Mengapa mengenal kesenian teater Yunani kuno begitu penting? Pertanyaan ini yang muncul ketika kita mempelajari mengenai seni teater. Jawabannya adalah karena dari sanalah semuanya berawal, dan seni teater dan seni musik saling mempengaruhi dalam perkembangannya baik dalam perkembangan kesenian itu sendiri sampai ke seni tata panggung serta akustik.  Sebuah pagelaran Opera sampai acara komedi situasi seperti ‘friends’ yang akrab dengan kita saat ini juga tidak lepas dari pengaruh seni teater komedi  yunani.
Seni teater Yunani menurut legenda berawal dari seseorang yang bernama Thespis yang memiliki ide menambahkan aktor yang berbicara kepada pertunjukan chorus dan tarian di Yunani. Hal ini juga alasan mengapa kadang seorang aktor disebut juga sebagai ‘thespians’.
Bukti hasil peninggalan panggung teater di Yunani yang telah ditemukan adalah teater Dyonisus di acropolis, Athena. Dari kompleks yang hanya berisi altar dan kuil tua, akhirnya menjadi sebuah panggung yang membentuk setengah lingkaran seperti yang bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Dyonisius Stadium
Dyonisius Theater
Seperti yang bisa kita lihat, bentuk dari teater ini merupakan bentuk yang mempengaruhi tata panggung seni pertunjukkan saat ini dengan bentuk  jajaran tempat duduk penonton yang melingkar (theatron) yang akhirnya menjadi tata susunan duduk orkestra modern dengan salah satu fungsinya agar komunikasi antara pemain musik dengan konduktor semakin jelas. Secara akustikpun tata susunan seperti ini memberi keuntungan bagi teater kuno yang pada saat itu tidak memiliki system pengeras suara apapun.
Dengan jarak yang jauh bagi para penonton dalam sebuah pagelaran besar yang bisa mencapai 10.000 orang (dengan jarak terdekat ke panggung sejauh 10 Meter, para aktor tidak mungkin lagi mengandalkan ekspresi wajah mereka dalam berakting, maka dari itu digunakan topeng untuk menjelaskan ekspresi karakter, serta lebih menggunakan gerakan tubuh. Mungkin hal ini juga yang menjadikan topeng sebagai lambang dari seni drama dan teater.
Panggung dalam seni teater Yunani kuno telah menggunakan system mekanisme yang hingga kini bisa kita lihat dalam panggung modern di mana seorang performer muncul di panggung dari bawah, mekanisme panggung seperti ini digunakan jaman dahulu untuk menampilkan sosok yang dalam mitologi memiliki kemampuan terbang seperti Pegasus.
Selanjutnya, perkembangan teater dapat kita lihat dalam seni teater dan panggung Roma, yang merupakan bentuk awal pengaruh seni teater Yunani kuno terhadap seni teater di seluruh daratan Eropa. berbeda dari seni teater Yunani, seni teater Roma bersifat lebih sekuler dengan tema komedi, pantomim, dengan karakter dan guyonan slapstick. Panggung teater Roma dibuat dari kayu dan selalu berpindah tempat, hal ini disebabkan oleh pemerintahan pada masa itu yang tidak memperbolehkan panggung beton yang permanen. Sampai akhirnya Pompei the great membangun theater of pompey yang disamarkan sebagai kuil untuk Venus, hal ini lalu banyak ditiru dan hingga kini banyak bukti bangunan teater yang ditemukan di sekitar Roma. Tata panggung Roma memiliki system yang sedikit lebih rumit daripada penggung teater Yunani, dengan adanya pintu rahasia serta lorong bawah tanah.

Rabu, 28 Desember 2011

PEMERANAN


 PEMERANAN 
1. Olah Tubuh 
Pemeran atau aktor adalah salah satu elemen pokok dalam 
pertunjukan teater. Sebelum memainkan karakter, pemeran harus 
menguasai tubunhya. Oleh karena itu, seorang pemeran harus ikhlas 
belajar demi pencapaian kualitas tubuh agar enak ditonton. Proses 
belajar penguasaan tubuh memerlukan waktu yang panjang dan secara 
kontinu serta tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Pemeran harus 
bersabar dan tidak boleh ada rasa jenuh dalam melakasanakannya. 
Penampilan fisik pemeran dalam pentas berhubungan dengan 
penampilan watak, sikap,  gesture, dan umur peran yang digambarkan. 
Hal ini juga sangat berhubungan dengan penampilan laku fisik yang 
digariskan pengarang, sutradara, dan tuntutan peran. Tampilan fisik 
seorang pemeran adalah tanggungjawab pribadi pemeran. 
Seorang pemeran adalah seorang seniman yang memainkan 
peran yang digariskan oleh penulis naskah dan sutradara. Untuk 
mewujudkan laku peran di atas pentas, pemeran harus mengetahui, 
memahami, dan memfungsikan dengan baik alat dan sarana yang akan 
dipergunakan. Alat dan sarana tersebut adalah tubuh dan jiwanya sendiri. 
Tidak ubahnya seorang pelukis yang memahami fungsi dan manfaat dari 
kuas, palet, pensil, cat, kanvas, dan figura. Begitu juga dengan seorang 
pemeran, dia harus tahu betul cara berjalan yang gagah, jalannya orang 
yang sudah sangat tua, cara membungkuk, cara menengok, cara 
melambai, bagaimana posisi punggungnya, dan lain-lain. Oleh karena 
tubuh pemeran sangat dominan di atas pentas, maka penguasaan tubuh 
menjadi kewajiban.  
Tubuh manusia terdiri dari tulang, urat, dan otot-otot sebagai 
penghubungnya. Tulang manusia terdiri dari ratusan jenis, mulai tulang 
tengkorak, tulang leher, tulang badan, tulang tangan, tulang pinggul, dan 
tulang kaki. Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah tulang 
belakang atau tulang punggung. Tulang punggung terdiri dari dua puluh 
empat buah ruas asli dan sembilan buah ruas palsu (semu). Ruas asli 
dipisahkan satu dengan yang lain melalui tulang rawan (cartilago) yang 
berbentuk piringan dan berfungsi untuk memudahkan gerakan tulang 
satu dengan yang lain. Sedangkan 9 buah ruas palsu menyatu dalam 
satu kesatuan sehingga tidak memungkinkan untuk menimbulkan gerak. 
Tulang punggung juga berfungsi sebagai tangkai dari jalinan urat saraf. 
Pusat saraf terdiri dari otak dan jaringan urat saraf tulang 
belakang. Tulang yang berhubungan langsung dengan tulang belakang 
adalah tulang belikat  (Scapula),  dan tulang pinggul  (Coxae). Cara 
berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, dan jatuh sangat 
dipengaruhi oleh tulang belakang. Elastisitas atau kelenturan tulang 152 
belakang berfungsi sebagai peredam goncangan atau  shock breaker
tubuh. 
Dalam pemeranan, posisi tulang belakang dapat menyampaikan 
pesan atau gambaran pada penonton berbagai kondisi yang dialami. 
Gambaran ketika sedang tegang atau tenang, letih atau segar, tua atau 
muda sangat dipengaruhi oleh posisi tulang belakang. Tulang belakang 
juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi 
suara. Secara anatomis bagian-bagian tulang terdiri dari beberapa 
bagian, yaitu: 
x Kelompok tulang kepala  atau tengkorak (cranium). 
x Tujuh buah ruas tulang tengkuk atau leher  (vertebra 
cervicalis). 
x Dua belas buah ruas tulang belakang atau punggung (vertebra 
horacalis).
x Lima buah ruas tulang pinggang (vertebra lubalis). 
x Lima buah ruas yang bersatu tulang kelangkang (os sacrum). 
x Empat buah ruas yang bersatu tulang ekor (os coccygis).
x Kelompok tulang tangan(extremitas superior). 
x Kelompok tulang kaki (extremitas inferior). 
x Kelompok tulang dada. 


Rangkaian yang  dihubungkan dengan tulang belakang adalah 
pengikat bahu (gelang bahu) yang terdiri dari dua buah tulang selangka 
dan dua buah tulang belikat (bagian atas), rongga dada, dan gelang 
panggul atau biasa disebut pinggul (bagian bawah). Tulang punggung 
atau tulang belakang sangat mempengaruhi pembentukan seluruh tubuh. 
Apabila tulang punggung ditegangkan, maka koordinasi dan aliran gerak 
tubuh terhalang (terganggu). 
Gerak tubuh manusia juga dipengaruhi sendi-sendi tubuh yang 
ada. Sendi adalah hubungan yang terbentuk antara dua tulang. Sendi 
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sendi fibrus, sendi tulang 
rawan, dan sendi  sinovil.  Sendi  fibrus adalah sendi yang tidak dapat 
bergerak, maka tidak mungkin terjadi pergerakan antara tulangtulangnya. Contoh sendi ini adalah sendi tulang pipih tengkorak. 
Sendi tulang rawan yaitu sendi dengan sedikit gerakan dan 
persendiannya dipisahkan oleh tulang rawan. Contoh sendi ini adalah 
sendi yang terdapat pada  simfilis  dan  pubis, untuk mempersatukan 
tulang  pubis. Sedangkan sendi sinovil atau diartroses adalah sendi yang 
dapat bergerak bebas. 
Sendi  sinovil dibagi menjadi enam jenis, yaitu sendi datar, sendi 
putar, sendi engsel, sendi condiloid, sendi poros, dan sendi pelana. Sendi 
datar atau geser adalah sendi yang memiliki dua permukaan datar dari 
tulang dan saling meluncur antara satu tulang dengan yang lain. Contoh 
sendi  sinovil adalah sendi  carpus  dan sendi  tarsus. Sendi putar, yaitu 
sendi yang memiliki ujung bulat tepat masuk ke dalam rongga cawan 
atau mangkuk tulang lainnya yang dapat bergerak ke segala jurusan. 
Contoh sendi bahu, sendi pinggul. Sendi engsel yaitu sendi yang memiliki 
satu permukaan yang diterima oleh tulang lainnya sedemikian rupa 
sehingga hanya memberi kemungkinan gerakan dalam satu bidang saja. 
Contoh sendi siku. Sendi Condiloid yaitu sendi yang mirip dengan sendi 
engsel tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, ke belakang dan ke 
depan, ke samping dan ke tengah tetapi tidak rotasi. Contoh sendi 
pergelangan tangan. Sendi poros atau putar yaitu sendi yang hanya 
mungkin melakukan putaran seperti pada gerakan kepala. Sendi Pelana 
yaitu sendi yang timbal balik menerima. Contoh antara  trapezium  dan 
tulang  metacarpal  pertama dari ibu jari yang memberi kebebasan 
bergerak. 
Latihan olah tubuh melatih kesadaran tubuh dan cara 
mendayagunakan tubuh. Olah tubuh dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 
latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Latihan 
pemanasan  (warm-up), yaitu  serial latihan gerakan tubuh untuk 
meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara bertahap. 
Latihan  inti, yaitu serial pokok dari inti gerakan yang akan dilatihkan. 
Latihan pendinginan atau peredaan  (warm-down), yaitu serial pendek 
gerakan tubuh untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah menjalani 
latihan inti. 

TATA PANGGUNG


1. Pengetahuan Tata Pentas
Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau pemandangan latar belakang(Background) tempat memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas dalam pengertian teknik terbatas yaitu benda yang membentuk suatu latar belakang fisik dan memberi batas lingkungan gerak laku. Dengan mengacu pada definisi di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa tata pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna menunjang seorang pemeran memainkan lakon.
Sebelum memahami lebih jauh tentang tata pentas, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud pentas itu sendiri. Pentas menurut Pramana Padmodarmaya ialah tempat pertunjukan dengan pertunjukan kesenian yang menggunakan manusia (pemeran) sebagai media utama. Dalam hal ini misalnya pertunjukan tari , teater tradisional ( ketoprak, ludruk, lenong, longser, randai makyong, mendu, mamanda, arja dan lain sebagainya), sandiwara atau drama nontradisi baik sandiwara baru maupun teater kontemporer. Webster mendefinisikan pentas sebagai suatu tempat yang tinggi dimana lakon-lakon drama dipentaskan atau suatu tempat dimana para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam kamus umum bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang agak ketinggian dirumah (untuk tempat tidur) ataupun di dapur (untuk memasak). Dengan demikian kalau disimpulkan pentas adalah suatu tempat dimana para penari atau pemeran menampilkan seni pertunjukan dihadapan penonton.
Selain istilah pentas kita mengenal istilah panggung. Panggung menurut Purwadarminta ialah lantai yang bertiang atau rumah yang tinggi atau lantai yang berbeda ketinggiannya untuk bermain sandiwara, balkon atau podium. Dalam seni pertunjukan panggung dikenal dengan istilah Stage melingkupi pengertian seluruh panggung. Jika panggung merupakan tempat yang tinggi agar karya seni yang diperagakan diatasnya dapat terlihat oleh penonton, maka pentas juga merupakan suatu ketinggian yang dapat membentuk dekorasi, ruang tamu, kamar belajar, rumah adat dan sebagainya. Jadi beda panggung dengan pentas ialah pentas dapat berada diatas panggung atau dapat pula di arena atau lapangan.
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan, pentas merupakan bagian dari panggung yaitu suatu tempat yang ditinggikan yang berisi dekorasi dan penonton dapat jelas melihat. Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung pementasan, dan apabila suatu seni pertunjukan dipergelarkan tanpa menggunakan panggung maka disebut arena pementasan. Sehingga pementasan dapat diadakan diarena atau lapangan.
Kini yang dianggap pentas bagi seni pertunjukan kontemporer tidak saja berupa panggung yang biasa terdapat pada sebuah gedung akan tetapi keseluruhan dari pada gedung itulah pentas, yakni panggung dan tempat orang menonton. Sebab pada penampilan seni pertunjukan tokoh dapat saja turun berkomunikasi dengan penontonnya atau ia dapat muncul dari arah penonton. Seperti istilah Shakespeare bahwa seluruh dunia ini adalah pentas ( all the word’s stage). Dengan begitu bisa saja setiap lingkungan masyarakat memiliki sebuah pentas yang memadai dan sesuai untuk mementaskan sebuah seni pertunjukan.
2. Macam-Macam Panggung
Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta. panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan bentuknya juga bermacam-macam.
a. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui mana penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium Arch).
Panggung prosenium dibuat untuk membatasi daerah pemeranan dengan penonton. Arah dari panggung ini hanya satu jurusan yaitu kearah penonton saja, agar pandangan penonton lebih terpusat kearah pertunjukan. Para pemeran diatas panggung juga agar lebih jelas dan memusatkan perhatian penonton. Dalam kesadaran itulah maka keadaan pentas prosenium harus dapat memenuhi fungsi melayani pertunjukan dengan sebaik-baiknya.
Dengan kesadaran bahwa penonton yang datang hanya bermaksud untuk menonton pertunjukan, oleh karena itu harus dihindarikan sejauh mungkin apa yang nampak dalam pentas prosenium yang sifatnya bukan pertunjukan. Maka dipasanglah layar-layar (curtain)dan sebeng-sebeng (Side wing). Maksudnya agar segala persiapan pertunjukan dibelakang pentas yang sifatnya bukan pertunjukan tidak dilihat oleh penonton. Pentas prosenium tidak seakrab pentas arena, karena memang ada kesengajaan atau kesadaran membuat pertunjukan dengan ukuran-ukuran tertentu. Ukuran-ukuran atau nilai-nilai tertentu dari pertunjukan itu kemudian menjadi konvensi. Maka dari itu pertunjukan yang melakukan konvensi demikian disebut dengan pertunjukan konvensional.
Gambar 1. Denah panggung Prosenium
b. Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak permanen.
Gambar 2. Panggung portable
c. Panggung Arena
Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung yang lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai. Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat panggung berada di tengah dan antara deretan kursi ada lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut kebutuhan pertunjukan tersebut. Papan penyangga (peninggi) ditempatkan di belakang masing-masing deret kursi, sehingga kursi deretan belakang dapat melihat dengan baik tanpa terhalang penonton dimukanya. Sebagai penganti layar pada akhir pertunjukan atau pergantian babak dapat digunakan dengan cara mematikan lampu (black out). Perlengkapan tata lampu dapat dibuatkan tiang-tiang tersendiri dan penempatannya harus tidak mengganggu pandangan penonton.
Berbagai ragam bentuk panggung arena adalah sebagai berikut :
c.1. Panggung arena tapal kuda adalah panggung dimana separuh bagian pentas atau panggung masuk kebagian penonton sehingga membentuk lingkaran tapal kuda.
Gambar 3. Denah panggung arena tapal kuda
c.2. Panggung arena ¾, berarti ¾ dari panggung masuk kearah penonton atau dengan kata lain penonton dapat menyaksikan pementasan dari tiga sisi atau arah penjuru panggung. Panggung arena ¾ biasanya berupa pentas arena bentuk U.
Gambar 4. Denah panggung arena bentuk U
c.3. Panggung arena penuh yaitu dimana penonton dapat menyaksikan pertunjukan dari segala sudut atau arah dan arena permainan berada di tengah-tengah penonton. Panggung arena penuh biasanya panggung arena bujur sangkar atau panggung arena bentuk lingkaran.
Gambar 5. Denah panggung arena bujur sangkar
Gambar 6. Denah panggung arena bentuk lingkaran
d. Panggung Terbuka
Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landai dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut. Panggung terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular di Indonesia antara lain adalah panggung terbuka di Candi Prambanan.
Gambar 7. Denah panggung terbuka
e. Panggung Kereta
Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan digunakan untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil trailer yang diperlengkapi menurut kebutuhan dan perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah yang agak lapang untuk memarkir kereta dan penonton bebas untuk menonton.
3. Pokok-pokok Persyaratan Set Panggung/Pentas
Set panggung atau pentas (scenery) yaitu penampilan visual lingkungan sekitar gerak laku pemeran dalam sebuah lakon. Untuk itu dalam merancang pentas harus memperhatikan aspek-aspek tempat gerak-laku, memperkuat gerak-laku dan mendandani atau memperindah gerak-laku. Oleh sebab itu, tugas seorang perancang pentas hendaklah merencanakan set-nya sedemikian rupa sehingga :
  1. Dapat memberi ruang kepada gerak-laku.
  2. Dapat memberi pernyataan suasana lakon.
  3. Dapat memberi pandangan yang menarik.
  4. Dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton.
  5. Merupakan rancangan yang sederhana
  6. Dapat bermanfaat terus menerus bagi pemeran atau pelaku.
  7. Dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa.
  8. Dapat membuat rancangan yang menunjukkan bahwa setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual pentasnya memiliki hubungan satu sama lain.
Oleh karena itu, secara singkat seorang perancang pentas yang membuat set harus memiliki tujuan yaitu: lokatif, ekspresif, atraktif, jelas, sederhana, bermanfaat, praktis dan organis.
  • Lokatif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi tempat kepada gerak laku pemeran atau pelaku pertunjukan.
  • Ekspresif yaitu penataan pentas harus dapat memperkuat gerak-laku dengan memberi penjelasan, menggambarkan keadaan sekitar dan menciptakan suasana bagi gerak-laku tersebut.
  • Atraktif yaitu penataan pentas itu harus dapat memberi pandangan yang menarik bagi penonton.
  • Jelas yaitu penataan pentas itu harus merupakan rancangan yang dapat dilihat dan dimengerti oleh penonton dari suatu jarak tertentu.
  • Sederhana yaitu penataan pentas itu harus sederhana. Sederhana tidak berarti bahwa pentas hanya terdiri dari satu meja dan dua kursi, tetapi penataannya tidak ruwet dan penonton dapat melihat dan menarik maknanya tanpa memeras pikiran dan perasaan.
  • Bermanfaat yaitu penataan pentas harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat bermanfaat bagi para pemeran dengan efektif dan seefisien mungkin.
  • Praktis yaitu penataan pentas itu harus dapat secara efisien dibuat, disusun dan dibawa serta dapat memenuhi kebutuhan teknis pembuatan tata pentas atauscenery.
  • Organis yaitu penataan pentas itu harus dapat menunjukkan setiap elemen yang terdapat didalam penampilan visual penataannya dan memiliki hubungan satu sama lainnya.

Selasa, 27 Desember 2011

TEATER MUSIKAL

Teater musikalDuckDuckGoYahooAmazonTwitterdel.icio.us


The Black Crook (1866), dianggap oleh sejumlah sejarawan sebagai musikal pertama di dunia[1]
Teater musikal adalah bentuk teater yang menggabungkan lagu, dialog ucapan, akting, dan tarian. Konten emosionalnya – humor, pathos, cinta, kemarahan – serta ceritanya dikomunikasikan melaluikata-kata, musik, gerakan dan aspek teknis hiburan sebagai satu kesatuan utuh. Meski teater musikal juga mencakup bentuk teater lain seperti opera, hal ini dapat dibedakan dari kepentingan setara terhadap musik jika dibandingkan dengan dialog, gerakan, dan elemen lain karya tersebut. Sejak awal abad ke-20, karya pertunjukan teater musikal umumnya hanya disebut "musikal".
Musikal dipertunjukkan di seluruh dunia. Musikal bisa diadakan di panggung besar, seperti produksi beranggaran besar teater West End dan Broadway di London dan New York City, atau diteater pagar kecil, produksi Off-Broadway atau teater regional, tur, atau kelompok amatir di sekolah, teater dan ruang pertunjukan lain. Selain Britania dan Amerika Serikat, ada berbagai teater musikal di beberapa negara di Eropa, Amerika Latin, Australasia dan Asia.
Meski musik telah menjadi bagian dari penampilan dramatis sejak zaman-zaman kuno, teater musikal modern muncul pada abad ke-19, ditandai dengan karya-karya Gilbert and Sullivan di Britania dan Harrigan and Hart di Amerika Serikat, diikuti berbagai komedi musikal Edward dan karya pengarang Amerika Serikat seperti George M. Cohan. Pada awal abad ke-20, musikalPrincess Theatre dan acara cerdas lain seperti Of Thee I Sing adalah tahap artistik yang selangkah di depan revue dan hiburan-hiburan lain yang mendorong munculnya gebrakan baru seperti Show Boat dan Oklahoma!. Sejumlah musikal terkenal dan ikonik sepanjang beberapa dasawarsa meliputi West Side StoryThe FantasticksHairA Chorus LineLes MisérablesThe Phantom of the OperaRentThe Producers dan Wicked.

DuckDuckGoYahooAmazonTwitterdel.icio.us


Poster pertujukan pantomim.
Anak kecil melihat artis pantomim sedang beraksi
Pantomim (Bahasa Latinpantomimus, meniru segala sesuatu) adalah suatu pertunjukan teater yang menggunakanisyarat, dalam bentuk mimik wajah atau gerak tubuh, sebagai dialog. Jenis pertunjukan ini telah dikenal sejak zamanRomawi Kuno dan sering digunakan dalam ritus keagamaan dengan cerita umumnya seputar mitologi Yunani. Pantomim kembali populer pada abad ke-16 dengan berkembangnya Commedia dell'arte di Italia yang membawa pantomim pada bentuknya yang sekarang yang mengutamakan pada lakon komedi.

SEJARAH KABUKI

KabukiDuckDuckGoYahooAmazonTwitterdel.icio.us

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Gedung teater Kabuki-za di Tokyo.

Lukisan gedung pertunjukan kabuki di zaman Edo.
Kabuki (歌舞伎?) adalah seni teater tradisional khas Jepang. Aktor kabuki terkenal dengan kostum mewah dantata rias wajah yang mencolok.
Kementerian Pendidikan Jepang menetapkan kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawiUNESCO juga telah menetapkan kabuki sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia.

[sunting]Etimologi

Banyak pendapat mengenai asal kata dari Kabuki ini, salah satunya adalah kabusu yang ditulis dengan karakter kanji 歌舞 dengan ditambahkan akhiran す sehingga menjadi kata kerja 歌舞す yang berarti bernyanyi dan menari.[1] Selanjutnya disempurnakan menjadi, kabuki (歌舞伎) yang ditulis dengan tiga karakter kanji, yaitu uta 歌(うた) (lagu), mai 舞(まい) (tarian), dan ki 伎(き) (tehnik).
Selain yang telah dijelaskan diatas, ada juga pendapat lain yang mengatakan bahwa kata kabuki ini berasal dari kata kabuki かぶき, kabuku かぶく, kabukan かぶかん, atau kabuke かぶけ yang ditulis dengan karakter kanji katamuku (傾).[2] Karakter kanji katamuku yang dibaca kabuku ini secara harfiah berarti cenderung, condong, miring atau tidak sama dengan pemikiran umum (Kira-kira sama dengan kata iyou yang ditulis dengan kanji 異様, yang berarti aneh, asing, atau tidak sama dengan keadaan masyarakat disekitarnya pada waktu itu). Kata ini digunakan untuk menyebutkan orang-orang yang cenderung atau condong ke arah duniawi, dan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah laku aneh. Pendapat yang mengatakan penamaan kabuki berasal dari kata katamuku ini dikarenakan pada saat kabuki pertama kali diperkenalkan oleh Okuni, seorang Miko 巫女 (pendeta wanita) dari daerah Izumo, Okuni memakai kostum laki-laki dengan membawa pedang dan mengenakan aksesoris-aksesoris yang tidak lazim pada zaman tersebut, seperti rosario yang dikenakan di pinggang bukan digantungkan dileher. Ceritanya pun berkisar tentang seorang laki-laki yang pergi bermain-main ke kedai teh untuk minum-minum bersama para wanita penghibur. Hal ini kemudian diasosiasikan dengan kumpulan orang-orang yang berpakaian dan bertingkah-laku aneh serta tidak lazim yang muncul pada saat itu, yang dikenal dengan nama kabukimono カブキモノ.
Setelah melalui beberapa perkembangan akhirnya kabuki ditulis dengan tiga karakter kanji yaitu uta 歌 (lagu), mai 舞 (tarian), dan ki 妓(seniman wanita) yang kemudian karakter kanji ki 妓 diubah menjadi ki 伎, sehingga kabuki ditulis menjadi 歌舞伎(かぶき) yang sekarang ini. Penamaan kabuki dengan menggunakan tiga karakter kanji di atas, dikarenakan tiga karakter di atas dianggap sesuai dengan unsur-unsur yang ada di dalam pertunjukan teater kabuki itu tersebut. Adapun pada awalnya karakter ki, ditulis dengan 妓dikarenakan kabuki pada awalnya lahir dari seorang seniman wanita yang bernama okuni 阿国(おくに) dari kuil Izumo.[3]

[sunting]Sejarah


Perintis kabuki, Izumo no Okuni sedang berpakaian laki-laki
Sejarah kabuki dimulai tahun 1603 dengan pertunjukan dramatari yang dibawakan wanita bernama Okuni di kuil Kitano Temmangu, Kyoto. Kemungkinan besar Okuni adalah seorang miko asal kuil Izumo Taisha, tapi mungkin juga seorangkawaramono (sebutan menghina buat orang kasta rendah yang tinggal di tepi sungai). Identitas Okuni yang benar tidak dapat diketahui secara pasti. Tari yang dibawakan Okuni diiringi dengan lagu yang sedang populer. Okuni juga berpakaian mencolok seperti laki-laki dan bertingkah laku tidak wajar seperti orang aneh ("kabukimono"), sehingga lahir suatu bentuk kesenian garda depan (avant garde). Panggung yang dipakai waktu itu adalah panggung NohHanamichi(honhanamichi yang ada di sisi kiri penonton dan karihanamichi yang ada di sisi kanan penonton) di gedung teaterKabuki-za kemungkinan merupakan perkembangan dari Hashigakari (jalan keluar-masuk aktor Noh yang ada di panggung sisi kiri penonton).
Kesenian garda depan yang dibawakan Okuni mendadak sangat populer, sehingga bermunculan banyak sekali kelompok pertunjukan kabuki imitasi. Pertunjukan kabuki yang digelar sekelompok wanita penghibur disebut Onna-kabuki (kabuki wanita), sedangkan kabuki yang dibawakan remaja laki-laki disebut Wakashu-kabuki (kabuki remaja laki-laki). Keshogunan Tokugawa menilai pertunjukan kabuki yang dilakukan kelompok wanita penghibur sudah melanggar batas moral, sehingga di tahun 1629 kabuki wanita penghibur dilarang dipentaskan. Pertunjukan kabuki laki-laki daun muda juga dilarang pada tahun 1652 karena merupakan bentuk pelacuran terselubung. Pertunjukan Yarō kabuki (野郎歌舞伎 kabuki pria?) yang dibawakan seluruhnya oleh pria dewasa diciptakan sebagai reaksi atas dilarangnya Onna-kabuki dan Wakashu-kabuki. Aktor kabuki yang seluruhnya terdiri dari pria dewasa yang juga memainkan peran sebagai wanita melahirkan "konsep baru" dalam dunia estetika. Kesenian Yarō kabuki terus berkembang di zaman Edo dan berlanjut hingga sekarang.
Dalam perkembangannya, kabuki digolongkan menjadi Kabuki-odori (kabuki tarian) dan Kabuki-geki (kabuki sandiwara). Kabuki-odori dipertunjukkan dari masa kabuki masih dibawakan Okuni hingga di masa kepopuleran Wakashu-kabuki, remaja laki-laki menari diiringi lagu yang sedang populer dan konon ada yang disertai dengan akrobat. Selain itu, Kabuki-odori juga bisa berarti pertunjukan yang lebih banyak tarian dan lagu dibandingkan dengan porsi drama yang ditampilkan.
Kabuki-geki merupakan pertunjukan sandiwara yang ditujukan untuk penduduk kota di zaman Edo dan berintikan sandiwara dan tari. Peraturan yang dikeluarkan Keshogunan Edo mewajibkan kelompok kabuki untuk "habis-habisan meniru kyōgen" merupakan salah satu sebab kabuki berubah menjadi pertunjukan sandiwara. Alasannya kabuki yang menampilkan tari sebagai atraksi utama merupakan pelacuran terselubung dan pemerintah harus menjaga moral rakyat. Tema pertunjukan kabuki-geki bisa berupa tokoh sejarah, cerita kehidupan sehari-hari atau kisah peristiwa kejahatan, sehingga kabuki jenis ini juga dikenal sebagai Kabuki kyogen. Kelompok kabuki melakukan apa saja demi memuaskan minat rakyat yang haus hiburan. Kepopuleran kabuki menyebabkan kelompok kabuki bisa memiliki gedung teater khusus kabuki seperti Kabuki-za. Pertunjukan kabuki di gedung khusus memungkinkan pementasan berbagai cerita yang dulunya tidak mungkin dipentaskan.
Di gedung kabuki, cerita yang memerlukan penjelasan tentang berjalannya waktu ditandai dengan pergeseran layar sewaktu terjadi pergantian adegan. Selain itu, di gedung kabuki bisa dibangun bagian panggung bernama hanamichi yang berada melewati di sisi kiri deretan kursi penonton. Hanamichi dilewati aktor kabuki sewaktu muncul dan keluar dari panggung, sehingga dapat menampilan dimensi kedalaman. Kabuki juga berkembang sebagai pertunjukan tiga dimensi dengan berbagai teknik, seperti teknik Séri (bagian panggung yang bisa naik-turun yang memungkinkan aktor muncul perlahan-lahan dari bawah panggung), dan Chūzuri(teknik menggantung aktor dari langit-langit atas panggung untuk menambah dimensi pergerakan ke atas dan ke bawah seperti adegan hantu terbang).
Sampai pertengahan zaman Edo, Kabuki-kyogen kreasi baru banyak diciptakan di daerah Kamigata. Kabuki-kyogen banyak mengambil unsur cerita Ningyo Jōruriyang khas daerah Kamigata. Penulis kabuki asal Edo tidak cuma diam melihat perkembangan pesat kabuki di Kamigata. Tsuruya Namboku banyak menghasilkan banyak karya kreasi baru sekitar zaman zaman Bunka hingga zaman Bunsei. Penulis sandiwara kabuki Kawatake Mokuami juga baru menghasilkan karya-karya barunya di akhir zaman Edo hingga awal zaman Meiji. Sebagai hasilnya, Edo makin berperan sebagai kota budaya dibandingkan Kamigata mulai paruh kedua zaman Edo. Di zaman Edo, Kabuki-kyogen juga disebut sebagai sandiwara (shibai).

[sunting]Unsur teatrikal Kabuki-kyōgen


Lukisan aktor kabuki di abad ke-18
Secara garis besar ada 2 jenis pertunjukan Kabuki-kyogen dari semua karya yang dihasilkan di zaman Edo dan sekarang masih dipentaskan. Kelompok pertama Kabuki-kyogen disebut Maruhon mono yang mengadaptasi sebagian besar cerita dari cerita Ningyo Jōruri (Bunraku). Kelompok kedua disebut Kabuki kreasi baru. Kabuki Maruhon mono juga dikenal sebagai Gidayu-kyōgen, tapi Gidayu-kyōgen tidak selalu sama dengan Maruhon mono. Pada Gidayu-kyōgen, aktor kabuki membawakan dialog sementara dari atas mawaributai (panggung yang bisa berputar, dari arah penonton terletak di sisi kanan panggung) penyanyi yang disebut Tayu bernyanyi sambil diiringi pemain shamisen yang memainkan musik Gidayu-bushi. Pada Ningyo Jōruri yang semua penjelasan cerita dan dialog dinyanyikan oleh Tayu. Pada kabuki kreasi baru, musik pengiring dimainkan dari Geza (tempat atau ruang untuk pemusik yang dari arah penonton terletak di sisi kiri panggung).
Cerita kabuki yang berasal dari didramatisasi kisah sejarah disebut Jidaimono. Cerita kabuki dengan kisah berlatar belakang kehidupan masyarakat disebut Sewamono. Selain itu, penulis cerita kabuki juga senang menggunakan istilah sekai (dunia) sebagai kerangka dasar cerita, misalnya karya kabuki berjudul Taiheiki no sekai (太平記の世界Dunia Taiheiki?), Heike monogatari no sekai (平家物語の世界 Dunia Kisah klan Heike?), Sogamono no sekai (曾我物の世界 Dunia Sogamono?), atau Sumidagawamono no sekai (隅田川物の世界 Dunia Sumidagawamono?). Penonton biasanya sudah tahu jalan cerita dan akrab dengan tokoh-tokoh yang tampil dalam cerita. Penonton hanya ingin menikmati jalan cerita seperti yang dikisahkan penulis cerita kabuki.
Di zaman Edo, pementasan Kabuki-kyogen perlu mendapat izin dari instansi yang berwenang. Keshogunan Edo biasanya mengizinkan sebagian besar pementasan yang diadakan sejak matahari terbit hingga sebelum matahari terbenam asalkan materi pementasan tidak melanggar peraturan yang sudah ditetapkan. Pementasan yang dilakukan malam hari sesudah matahari terbenam tidak diizinkan. Alasannya pertunjukan kabuki banyak diminati orang dan pemerintah kuatir kerumunan orang dapat melakukan kegiatan melawan pemerintah. Pertunjukan kabuki pada masa itu memerlukan waktu istirahat yang lama, antara lain untuk mengganti set panggung. Bagi penonton yang datang menyaksikan kabuki, menonton kabuki perlu sehari penuh dan merupakan satu-satunya kegiatan yang bisa dilakukan pada hari itu.
Sebagian penonton menyukai Jidaimono sedangkan sebagian lagi menyukai Sewamono, sehingga kabuki dalam pementasannya dituntut untuk bisa memuaskan selera semua kalangan penonton. Dalam usaha memuaskan selera penonton, pada pementasan kabuki sering dipertunjukkan dua cerita sekaligus, Jidaimono dan Sewamono yang dipisahkan dengan waktu istirahat. Pementasan dengan jalan cerita yang campur aduk juga tidak sedikit asalkan penonton senang. Ada juga pementasan yang bagaikan bunga rampai dari berbagai cerita dan hanya mengambil bagian-bagian cerita yang disukai penonton saja. Pertunjukan seperti ini disebut Midori-kyōgen (konon berasal dari kata Yoridori midori yang dalam bahasa Jepang berarti serbaneka atau aneka ragam). Sebaliknya kyogen yang mementaskan keseluruhan cerita secara lengkap disebut Tōshi-kyōgen.

[sunting]Musik kabuki

Musik pengiring kabuki dibagi berdasarkan arah sumber suara. Musik yang dimainkan di sisi kanan panggung dari arah penonton disebut Gidayūbushi. Takemoto(Chobo) adalah sebutan untuk Gidayūbushi khusus untuk kabuki. Selain itu, musik yang dimainkan di sisi kiri panggung dari arah penonton disebut Geza ongaku, sedangkan musik yang dimainkan di atas panggung disebut Debayashi.

[sunting]Judul

Judul pertunjukan kabuki disebut Gedai (外題?) yang kemungkinan besar berasal dari kata Geidai (芸題 nama pertunjukan?). Judul pertunjukan (gedai) biasanya ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil, misalnya pertunjukan berjudul Musume dōjōji (娘道成寺?) (4 aksara kanji) harus ditambah dengan Kyōkanoko (京鹿子?)(3 aksara kanji) menjadi 京鹿子娘道成寺 (Kyōkanoko musume dōjōji?), supaya bisa menjadi judul yang terdiri dari 7 aksara kanji. Selain judul pertunjukan yang resmi, pertunjukan kabuki sering memiliki judul alias dan keduanya dianggap sebagai judul yang resmi. Pertunjukan berjudul resmi Miyakodori nagare no siranami(都鳥廓白波?) dikenal dengan judul lain Shinobu no Sōda (忍ぶの惣太?). Pertunjukan berjudul Hachiman matsuri yomiya no nigiwai (八幡祭小望月賑?) juga dikenal sebagai Chijimiya Shinsuke (縮屋新助?). Judul pertunjukan yang harus ditulis dalam aksara kanji berjumlah ganjil menyebabkan judul sering ditulis dengan cara penulisan ateji, akibatnya orang sering mendapat kesulitan membaca judul pertunjukan kabuki.

[sunting]Istilah bahasa Jepang asal kabuki

Beberapa di antara istilah kabuki diserap ke dalam perbendaharaan kata bahasa Jepang, misalnya:
  • Sashigane
Di atas panggung bila perlu adegan yang melibatkan aktor kabuki mengejar kupu-kupu atau burung, pembantu yang disebut Kōken (asisten di panggung yang sering berpakaian hitam) memegangi tongkat panjang yang diujungnya terdapat kupu-kupu atau burung yang disebut Sashigane. Dalam bahasa Jepang, istilah "sashigane" digunakan dalam konotasi negatif "orang yang mengendalikan".
  • Kuromaku
Di panggung pertunjukan kabuki, malam dinyatakan dengan tirai (maku) berwarna hitam (kuro). Dalam bahasa Jepang, dalam istilah "sekai no kuromaku" (dunia tirai hitam) kata "kuro" (hitam) berubah arti menjadi "jahat". Dalam bahasa Jepang "kuromaku" berarti "dalang" seperti dalam arti "dalang kejahatan".

[sunting]Sejarah kabuki sejak zaman Meiji

Kepopuleran kabuki tetap tidak tergoyahkan sejak zaman Meiji, tapi sering menerima kritik. Di antaranya kalangan intelektual menganggap isi cerita kabuki tidak sesuai untuk dipertunjukkan di negara orang beradab. Kalangan di dalam dan luar lingkungan kabuki juga menuntut pembaruan di dalam kabuki, sehingga mau tidak mau dunia showbiz kabuki harus diubah sesuai tuntutan zaman. Kritik terhadap kabuki mengatakan banyak unsur dalam kabuki yang sebenarnya tidak pantas dimasukkan ke dalam drama kabuki, misalnya: alur cerita yang tidak masuk akal, tema cerita yang kuno atau berbau feodal, dan trik panggung yang sekadar untuk membuat penonton takjub, seperti adegan aktor bisa "terbang" atau berganti kostum dalam sekejap.
Akibat kritik yang diterima, dunia showbiz kabuki sejak zaman Meiji berusaha mengadakan gerakan pembaruan dalam berbagai aspek teater kabuki. Gerakan pembaruan yang disebut Engeki Kairyō Undō juga melibatkan pemerintah Meiji yang memang bermaksud mengontrol pertunjukan kabuki. Pemerintah Meiji bercita-cita menciptakan pertunjukan teater yang pantas dan bisa dinikmati kalangan menengah dan kalangan atas suatu "masyarakat yang bermoral". Salah satu hasil gerakan pembaruan kabuki adalah dibukanya gedung Kabuki-za sebagai tempat pementasan kabuki. Selain itu, pembaruan juga melahirkan genre baru teater kabuki yang disebut Shimpa.
Karya kabuki yang diciptakan di tengah gerakan pembaruan disebut Shin-kabuki, dengan karya-karya baru banyak bermunculan hingga di awal zaman Showa. Penggemar kabuki biasanya tidak menyukai sebagian besar karya kabuki yang mendapat pengaruh gerakan pembaruan dan dipentaskan sebagai Shin-kabuki. Penggemar Shin-kabuki cuma penulis terkenal seperti Tsubouchi ShoyoOsanai Kaoru, dan Okamoto Kido yang begita suka hingga menulis naskah baru untuk kabuki. Sampai sekarang, karya-karya yang tergolong ke dalam Shin-kabuki yang tidak disukai penggemar hampir tidak pernah dipentaskan.
Setelah Perang Dunia II, orang Jepang akhirnya mulai menyadari pentingnya bentuk kesenian kabuki yang asli. Di tahun 1965, pemerintah Jepang menunjuk kabuki sebagai warisan agung budaya nonbendawi dan pemerintah membangun Teater Nasional Jepang di Tokyo yang di antaranya digunakan untuk pentas kabuki.
Selain itu, Ichikawa Ennosuke III berusaha menghidupkan kembali naskah-naskah kabuki lama yang sudah jarang dipentaskan. Naskah kabuki yang jarang dipentaskan dan dihidupkan kembali oleh Ichikawa Ennosuke III dikenal sebagai Fukkatsu-kyōgen (kyogen yang dihidupkan kembali). Kabuki yang dipentaskan Ichikawa Ennosuke III disebut Supa-kabuki (kabuki super), karena Ennosuke mencoba teknik pementasan lebih berani dengan menghidupkan kembali trik panggung (kérén) yang dulunya pernah dianggap selera rendah oleh banyak orang. Belakangan ini, pertunjukan kabuki juga sering menampilkan dramawan dansutradara teater di luar lingkungan kabuki sebagai sutradara tamu.
Pementasan kabuki di zaman sekarang sudah sangat berbeda dengan pementasan kabuki di zaman Edo. Kelompok kabuki berusaha memodernisasi pertunjukan sekaligus memelihara tradisi pementasan. Kabuki sekarang sudah dianggap sebagai seni pertunjukan tradisional yang sesuai dengan kemajuan zaman.