Rabu, 28 Desember 2011

PEMERANAN


 PEMERANAN 
1. Olah Tubuh 
Pemeran atau aktor adalah salah satu elemen pokok dalam 
pertunjukan teater. Sebelum memainkan karakter, pemeran harus 
menguasai tubunhya. Oleh karena itu, seorang pemeran harus ikhlas 
belajar demi pencapaian kualitas tubuh agar enak ditonton. Proses 
belajar penguasaan tubuh memerlukan waktu yang panjang dan secara 
kontinu serta tidak bisa dilakukan secara terburu-buru. Pemeran harus 
bersabar dan tidak boleh ada rasa jenuh dalam melakasanakannya. 
Penampilan fisik pemeran dalam pentas berhubungan dengan 
penampilan watak, sikap,  gesture, dan umur peran yang digambarkan. 
Hal ini juga sangat berhubungan dengan penampilan laku fisik yang 
digariskan pengarang, sutradara, dan tuntutan peran. Tampilan fisik 
seorang pemeran adalah tanggungjawab pribadi pemeran. 
Seorang pemeran adalah seorang seniman yang memainkan 
peran yang digariskan oleh penulis naskah dan sutradara. Untuk 
mewujudkan laku peran di atas pentas, pemeran harus mengetahui, 
memahami, dan memfungsikan dengan baik alat dan sarana yang akan 
dipergunakan. Alat dan sarana tersebut adalah tubuh dan jiwanya sendiri. 
Tidak ubahnya seorang pelukis yang memahami fungsi dan manfaat dari 
kuas, palet, pensil, cat, kanvas, dan figura. Begitu juga dengan seorang 
pemeran, dia harus tahu betul cara berjalan yang gagah, jalannya orang 
yang sudah sangat tua, cara membungkuk, cara menengok, cara 
melambai, bagaimana posisi punggungnya, dan lain-lain. Oleh karena 
tubuh pemeran sangat dominan di atas pentas, maka penguasaan tubuh 
menjadi kewajiban.  
Tubuh manusia terdiri dari tulang, urat, dan otot-otot sebagai 
penghubungnya. Tulang manusia terdiri dari ratusan jenis, mulai tulang 
tengkorak, tulang leher, tulang badan, tulang tangan, tulang pinggul, dan 
tulang kaki. Bagian yang paling penting dari tubuh manusia adalah tulang 
belakang atau tulang punggung. Tulang punggung terdiri dari dua puluh 
empat buah ruas asli dan sembilan buah ruas palsu (semu). Ruas asli 
dipisahkan satu dengan yang lain melalui tulang rawan (cartilago) yang 
berbentuk piringan dan berfungsi untuk memudahkan gerakan tulang 
satu dengan yang lain. Sedangkan 9 buah ruas palsu menyatu dalam 
satu kesatuan sehingga tidak memungkinkan untuk menimbulkan gerak. 
Tulang punggung juga berfungsi sebagai tangkai dari jalinan urat saraf. 
Pusat saraf terdiri dari otak dan jaringan urat saraf tulang 
belakang. Tulang yang berhubungan langsung dengan tulang belakang 
adalah tulang belikat  (Scapula),  dan tulang pinggul  (Coxae). Cara 
berbaring, duduk, berdiri, berjalan, berlari, melompat, dan jatuh sangat 
dipengaruhi oleh tulang belakang. Elastisitas atau kelenturan tulang 152 
belakang berfungsi sebagai peredam goncangan atau  shock breaker
tubuh. 
Dalam pemeranan, posisi tulang belakang dapat menyampaikan 
pesan atau gambaran pada penonton berbagai kondisi yang dialami. 
Gambaran ketika sedang tegang atau tenang, letih atau segar, tua atau 
muda sangat dipengaruhi oleh posisi tulang belakang. Tulang belakang 
juga membantu keberlangsungan perubahan sikap tubuh dan bunyi 
suara. Secara anatomis bagian-bagian tulang terdiri dari beberapa 
bagian, yaitu: 
x Kelompok tulang kepala  atau tengkorak (cranium). 
x Tujuh buah ruas tulang tengkuk atau leher  (vertebra 
cervicalis). 
x Dua belas buah ruas tulang belakang atau punggung (vertebra 
horacalis).
x Lima buah ruas tulang pinggang (vertebra lubalis). 
x Lima buah ruas yang bersatu tulang kelangkang (os sacrum). 
x Empat buah ruas yang bersatu tulang ekor (os coccygis).
x Kelompok tulang tangan(extremitas superior). 
x Kelompok tulang kaki (extremitas inferior). 
x Kelompok tulang dada. 


Rangkaian yang  dihubungkan dengan tulang belakang adalah 
pengikat bahu (gelang bahu) yang terdiri dari dua buah tulang selangka 
dan dua buah tulang belikat (bagian atas), rongga dada, dan gelang 
panggul atau biasa disebut pinggul (bagian bawah). Tulang punggung 
atau tulang belakang sangat mempengaruhi pembentukan seluruh tubuh. 
Apabila tulang punggung ditegangkan, maka koordinasi dan aliran gerak 
tubuh terhalang (terganggu). 
Gerak tubuh manusia juga dipengaruhi sendi-sendi tubuh yang 
ada. Sendi adalah hubungan yang terbentuk antara dua tulang. Sendi 
dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sendi fibrus, sendi tulang 
rawan, dan sendi  sinovil.  Sendi  fibrus adalah sendi yang tidak dapat 
bergerak, maka tidak mungkin terjadi pergerakan antara tulangtulangnya. Contoh sendi ini adalah sendi tulang pipih tengkorak. 
Sendi tulang rawan yaitu sendi dengan sedikit gerakan dan 
persendiannya dipisahkan oleh tulang rawan. Contoh sendi ini adalah 
sendi yang terdapat pada  simfilis  dan  pubis, untuk mempersatukan 
tulang  pubis. Sedangkan sendi sinovil atau diartroses adalah sendi yang 
dapat bergerak bebas. 
Sendi  sinovil dibagi menjadi enam jenis, yaitu sendi datar, sendi 
putar, sendi engsel, sendi condiloid, sendi poros, dan sendi pelana. Sendi 
datar atau geser adalah sendi yang memiliki dua permukaan datar dari 
tulang dan saling meluncur antara satu tulang dengan yang lain. Contoh 
sendi  sinovil adalah sendi  carpus  dan sendi  tarsus. Sendi putar, yaitu 
sendi yang memiliki ujung bulat tepat masuk ke dalam rongga cawan 
atau mangkuk tulang lainnya yang dapat bergerak ke segala jurusan. 
Contoh sendi bahu, sendi pinggul. Sendi engsel yaitu sendi yang memiliki 
satu permukaan yang diterima oleh tulang lainnya sedemikian rupa 
sehingga hanya memberi kemungkinan gerakan dalam satu bidang saja. 
Contoh sendi siku. Sendi Condiloid yaitu sendi yang mirip dengan sendi 
engsel tetapi dapat bergerak dalam dua bidang, ke belakang dan ke 
depan, ke samping dan ke tengah tetapi tidak rotasi. Contoh sendi 
pergelangan tangan. Sendi poros atau putar yaitu sendi yang hanya 
mungkin melakukan putaran seperti pada gerakan kepala. Sendi Pelana 
yaitu sendi yang timbal balik menerima. Contoh antara  trapezium  dan 
tulang  metacarpal  pertama dari ibu jari yang memberi kebebasan 
bergerak. 
Latihan olah tubuh melatih kesadaran tubuh dan cara 
mendayagunakan tubuh. Olah tubuh dilakukan dalam tiga tahap, yaitu 
latihan pemanasan, latihan inti, dan latihan pendinginan. Latihan 
pemanasan  (warm-up), yaitu  serial latihan gerakan tubuh untuk 
meningkatkan sirkulasi dan meregangkan otot dengan cara bertahap. 
Latihan  inti, yaitu serial pokok dari inti gerakan yang akan dilatihkan. 
Latihan pendinginan atau peredaan  (warm-down), yaitu serial pendek 
gerakan tubuh untuk mengembalikan kesegaran tubuh setelah menjalani 
latihan inti. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar